Hasil Kebijakan Kang Woto, Perajin Batik Magetan Berkembang Pesat, Ada yang Beromzet Miliyaran

Disperindag Magetan saat mengunjungi perajin batik di Desa Genilangit Kecamatan Poncol.(Anton/Lensamagetan.com)

MAGETAN (Lensamagetan.com) – Selain kerajinan kulit, ternyata Kabupaten Magetan masih mempunyai produk unggulan yang menjadi khas tersendiri, yaitu “Batik”.

Di Era Bupati Suprawoto dan Wakil Bupati Nanik Endang Rusminiarti, perkembangan usaha Batik di Magetan bertumbuh dengan pesat.

Hal itu terbukti dengan lahirnya 52 IKM Perajin Batik di Magetan yang awal di tahun 2019 lalu, menurut data dari Disperindag Magetan hanya ada 7 perajin saja.

Melihat potensi dari Batik, Bupati Magetan mengambil langkah-langkah kebijakan untuk dijadikan motivasi masyarakat agar tertarik untuk terjun berusaha khususnya Batik.

“Membantu masyarakat itu tidak harus dengan uang ataupun bantuan fisik, tetapi bisa dengan kebijakan. Buatlah kebijakan yang berpihak kepada masyarakat,” pesan Bupati Magetan, Suprawoto.

Seperti yang disampaikan Sucipto, Kepala Disperindag Magetan, dimana saat awal menjabat, Kang Woto sapaan akrab Bupati Magetan membuat kebijakan bagi para ASN dilingkup Pemkab Magetan harus menggunakan pakaian batik khas Magetan dengan maksud untuk mendongkrak perekonomian khususnya pengrajin batik.

“Itu salah satu kebijakan yang berimbas pada tumbuhnya perajin batik. Catatan kami sekarang sudah ada 52 perajin atau kelompok perajin batik di Magetan dari awal tahun 2019 hanya 7 pengrajin saja. Dan tersebar di hampir semua kecamatan,” ungkapnya, Kamis (15/06/2023).

Tidak hanya itu, meningkatkan kelas batik Magetan, Disperindag Magetan juga terus berupaya memberikan pendampingan dan pelatihan kepada para perajin batik agar bisa terus berinovasi dan menciptakan motif-motif baru.

“Dari kebijakan mengenakan pakaian batik itu, akhirnya tumbuh perajin-perajin batik lainnya. Untuk itu, kami (Disperindag) melakukan pendampingan dengan pelatihan untuk peningkatan SDM dan kualitas batik serta pemasarannya,” imbuhnya.

Untuk harga batik khas Magetan itu sendiri, menurut Sucipto, masih berkisar di harga Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu per potong. Bahkan ada yang pernah tembus dengan harga Rp 1,5 juta per potong.

“Untuk harga batik premium sekitar Rp 500 ribuan, dan ada juga Batik dengan harga Rp 1,5 juta per potong yakni “Batik Kepo” dari Pojok Kawedanan,”ujarnya.

Yang paling mengagetkan, lanjut Sucipto, ternyata omzet batik ini tidak bisa di bilang main-main, karena secara fakta di Magetan saat ini sudah ada yang beromzet miliyaran rupiah.

“Salah satu omzet terbesar yang melayani pembelian dari luar negeri itu ada Batik Ciprat Simbatan yang dikerjakan para disabilitas. Itu omzetnya sudah lebih dari 1 Milyar hingga sekarang,” pungkasnya.(niel/ton)