Singolangu, Kampung Susu Sekaligus Jalur Pendakian Lawu yang Eksotis

Kampung Susu Lawu Singolangu Kelurahan Sarangan Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan.(Anton/Lensa Magetan)

MAGETAN (Lensamagetan.com) – Lingkungan Singolangu merupakan salah satu dusun yang berada di Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.

Dusun yang berada persis di Lereng Gunung Lawu ini, mempunyai suasana pedesaan yang luar biasa. Dengan dibalut indahnya pegunungan Lawu yang asri dan sejuk.

Maka dari itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan membuat Singolangu ini menjadi kampung wisata dengan sebutan Kampung Susu Lawu Singolangu.

Kenapa dikenal Kampung Susu Lawu (KSL), teryata di lingkungan Singolangu ini adalah salah satu wilayah penghasil susu sapi terbesar di Kabupaten Magetan.

Penduduk yang sebagainya besar bermatapencaharian sebagai petani, ternyata juga punya sapi perah yang setiap harinya menghasilkan susu segar.

Melihat potensi yang luar biasa di Singolangu ini, Pemkab Magetan melalui Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Magetan terus membuat terobosan-terobosan baru untuk terus mengembangkan dan mempromosikan Kampung Susu Lawu (KSL) Singolangu, Kelurahan Sarangan sebagai Kampung Agroeduwisata.

Pun, saat ini susu sapi juga diolah menjadi berbagai produk, seperti tahu susu, pai susu, permen, stik susu, nugget, puding susu. Semua olahan tersebut dibuat oleh para penduduk Lingkungan Singolangu yang sudah dibekali berbagai pelatihan khusus oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan.

Bahan-bahan yang digunakan alami, tanpa bahan pengawet dan harganyapun terjangkau, dan bisa dijadikan oleh-oleh khas apabila berkunjung ke Kabupaten Magetan, khususnya di Kelurahan Sarangan.

Ada Jalur Pendakian Gunung Lawu dari Singolangu yang Dipercaya Napak Tilas Prabu Brawijaya V.

Jalur Pendakian Gunung Lawu via Lingkungan Singolangu Kelurahan Sarangan.

Masyarakat bilang, jalur pendakian di Singolangu ini adalah jalur klasik. Karena menurut masyarakat di Kelurahan Sarangan, jalur pendakian ini adalah jalur pendakian tertua dibandingkan dengan jalur pendakian lawu lainya, via Cemoro Sewu, Cemoro Kandang dan Candi Ceto.

Warga setempat yakin, jalur pendakian Singolangu ini ialah napak tilas Prabu Brawijaya V saat mendaki Gunung Lawu untuk menghindari kejaran pasukan Raden Fatah pada saat itu.

Oleh karena itu, dalam perjalanan menuju puncak Gunung Lawu via Singolangu ini, banyak ditemukan situs atau peninggalan yang dipercaya adalah petilasan dari Prabu Brawijaya V.

Menurut cerita warga setempat, jalur pendakian via Singolangu ini kerap dijadikan dijadikan sebagai jalur untuk kepentingan spiritual. Pada sekitar tahun 1980 an, jalur ini sempat vakum. Karena tidaknya adanya pengelola, sehingga jalur menjadi tidak terawat.

Setelah berpuluh-puluh tahun vakum, pada akhir tahun 2018 lalu, pemuda Singolangu yang berada di bawah naungan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang bernama Sanggar Margo Lawu bertekat membuka kembali jalur pendakian ini. Mulai saat itu, jalur pendakian Gunung Lawu via Singolangu resmi dibuka kembali.

Dibukanya kembali jalur Singolangu ini, ditandai dengan Pendakian massal yang dilakukan masyarakat pada tanggal 4 dan 5 Mei 2019. Pendakian diikuti 521 peserta, yang akhirnya tahu keindahan jalur Lawu dari Singolangu ini yang tidak ditemukan pada jalur pendakian lawu lainya.

Jalur pendakian ini bisa ditempuh kurang lebih sekitar 8 jam. Base Camp jalur via Singolangu ini berada di ketinggian 1.314 mdpl yang diyakini sebagai pintu depan untuk masuk ke Gunung Lawu.

Ada sekitar 5 pos di jalur pendakian Lawu via Singolangu ini, mulai dari gerbang pendakian hingga puncak Hargo Dumilah. Dari pos ke pos inilah, para pendaki akan menemukan beberapa situs yang diyakini sebagai petilasan Prabu Brawijaya V. Melalui jalur pendakian ini, juga terdapat banyak titik area camp bagi para pendaki yang ingin mendirikan tenda dan beristirahat.

Ada Warung Bila Ingin Makan dan Ngopi Sebelum Mendaki Lawu Via Singolangu.

Warung makan di Kampung Susu Singolangu Kelurahan Sarangan.(Anton/Lensa Magetan)

Bila anda ingin mendaki Gunung Lawu via Singolangu tapi tidak membawa bekal, atau lupa belum makan. Teryata juga ada warung di sekitar gerbang pendakian via Singolangu.
Warung ini berada di selatan gerbang masuk Pendakian, tepatnya di selatan lapangan parkir.

Tidak hanya kopi dan minuman lainya, warung ini juga menjual berbagai makanan untuk para pendaki, maupun para wisatawan yang datang ke Kampung Susu Lawu Singolangu. Warung buka tiap pagi hingga sore dan siap melayani pengunjung.(ton/red)