MAGETAN (Lensamagetan.com) – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Magetan menuai sorotan dari Asosiasi Peternak Petelur Nasional setempat. Pasalnya, program yang seharusnya menjadi peluang bagi produk lokal untuk terserap, justru dinilai belum berpihak pada peternak telur di Magetan.
Ketua Asosiasi Peternak Petelur Nasional Kabupaten Magetan, Surohman, mengungkapkan bahwa hingga kini dirinya bersama ratusan anggotanya belum pernah dilibatkan dalam penyerapan telur untuk program MBG.
“Sampai dengan saat ini dari Pinsar peternak petelur nasional belum pernah diajak bicara mengenai MBG di Magetan. Teman-teman inikan sudah masuk di asosiasi dan koperasi,” ujarnya.
Surohman menjelaskan, asosiasinya menaungi lebih dari 200 peternak dengan kapasitas produksi yang cukup besar. Dari ratusan kandang anggota, setiap harinya mampu menghasilkan puluhan ton telur ayam.
“Yang tergabung dalam koperasi ini ada 200-an. Kalau yang di asosiasi malah 200 lebih. Rata-rata peternak itu menghasilkan 3 kwintal telur setiap harinya, insyaallah cukup untuk memenuhi MBG di Magetan,” jelasnya.
Ironisnya, meski produksi telur di Magetan melimpah, belum ada satupun laporan bahwa telur dari anggota asosiasinya terserap untuk MBG. Sebaliknya, sebagian besar justru dikirim ke luar daerah.
“Sekitar 70 persen produksi telur di Magetan itu justru lari keluar daerah, seperti Jawa Tengah dan Jakarta. Paling yang beredar di Magetan itu hanya 30 persen,” imbuhnya.
Melihat kondisi tersebut, Surohman berharap pemerintah lebih serius dalam memberdayakan produk lokal. Ia menekankan bahwa Magetan memiliki potensi besar, tidak hanya dari sektor telur, tetapi juga ayam dan sayuran.
“Harapan kami stakeholder yang menangani MBG ini lebih memberdayakan daerah setempat. Misalnya telur, Magetan inikan penghasil telur, kemudian sayuran dan juga penghasil ayam. Bagaimana bisa dioptimalkan di Magetan itu sendiri,” tutupnya.(niel/red)












