Budaya  

Festival Kembang Kepuh, Cara Warga Kelurahan Kepolorejo Lestarikan Tradisi

Kepala Kelurahan Kepolorejo, Aditya Surendra Mawardi saat menerima Penyerahan Surat Keputusan Bupati Magetan.(Daniel/Lensamagetan.com)

MAGETAN (Lensamagetan.com) – Festival Kembang Kepuh resmi dimulai di Kelurahan Kepolorejo, Kecamatan Magetan. Kegiatan budaya yang digelar rutin setiap tahun ini dipusatkan di area makam panjang Sono Keling, dan menjadi bagian dari pelestarian budaya sekaligus penghormatan terhadap situs bersejarah di wilayah tersebut.

Kepala Kelurahan Kepolorejo, Aditya Surendra Mawardi, menjelaskan bahwa acara ini merupakan bagian dari upaya pelestarian warisan budaya lokal. Ia mengungkapkan bahwa situs Sono Keling telah lama dihormati warga dan diyakini sebagai lokasi bersejarah yang memiliki nilai penting secara arkeologis.

“Ini acara rutin yang dilaksanakan warga sekitar. Selain sebagai bagian dari tradisi, ini juga menjadi upaya merawat artefak sejarah. Berdasarkan kajian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), artefak di lokasi ini diperkirakan berasal dari abad ke-7 atau ke-8 Masehi,” ujar Aditya, Jumat (25/7/2025).

Aditya juga menambahkan bahwa dalam momen festival kali ini, pemerintah daerah melalui Bupati Magetan telah menetapkan Blok Batu Berinskripsi di wilayah Kepolorejo sebagai Benda Cagar Budaya, sesuai dengan Keputusan Bupati Nomor 100/ID.3.5/403/2024.

“Penetapan ini berdasarkan rekomendasi dari BRIN, Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan, dan juga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hari ini sekaligus menjadi momentum pemindahan artefak yang sebelumnya sempat terbalik, sesuai dengan saran dari tim arkeologi,” jelasnya.

Festival Kembang Kepuh dibuka dengan prosesi selamatan dan syukuran di punden Sono Keling, dilanjutkan dengan kirab tumpeng ‘Krono Jiwa Uluwetu’, yang diikuti seluruh perwakilan RW se-Kepolorejo. Kirab ini membawa dua tumpeng utama, satu dinilai secara simbolik, dan satu lagi dinikmati bersama warga.

Menariknya, tahun ini terdapat penampilan khusus dari unsur seni bela diri seperti pencak silat dan karate. Mereka turut ambil bagian dalam kirab budaya setelah sebelumnya mengajukan permohonan resmi kepada panitia.

“Tahun ini kita batasi jumlah pesertanya untuk menjaga ketertiban. Ada partisipasi dari drum band SMP, SDNU Islamiyah, dan penampilan dari IPSI serta komunitas pencak silat. Ini jadi kolaborasi budaya yang semakin meriah,” tambah Aditya.

Sementara itu, Plt Camat Magetan, Andri Rahman, dalam sambutannya berharap agar festival ini menjadi bentuk penghormatan kepada para leluhur yang telah berjasa membentuk Kelurahan Kepolorejo.

“Bersih desa ini bukan hanya tradisi, tetapi juga doa dan bentuk syukur. Kita berharap seluruh rangkaian acara berjalan lancar dan mampu memperkuat kebersamaan masyarakat serta menjaga warisan budaya yang ada,” ucapnya.

Acara juga turut dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Magetan, Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan, dan masyarakat sekitar yang antusias mengikuti setiap rangkaian kegiatan.(niel/red)