Kemenperin Dorong Anak Muda Terjun ke Sektor Industri, Siapkan SDM Unggul Hadapi Era Digital

Ilustrasi keterlibatan aktif generasi Milenial dan Gen Z, terjun dan berperan sebagai motor penggerak utama sektor industri nasional tahun 2025.(Derli/Univ.Pamulang)

BANTEN (Lensamagetan.com) – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mengintensifkan upaya untuk mendorong keterlibatan aktif generasi muda, khususnya generasi Milenial dan Gen Z, agar berani terjun dan berperan sebagai motor penggerak utama sektor industri nasional tahun 2025. Langkah ini diambil mengingat peran strategis Gen Z dan Milenial sebagai tulang punggung (backbone) ekonomi Indonesia di masa depan.

Artikel ini mengangkat tentang upaya pemerintah Siapkan SDM Unggul Hadapi Era Digital bahwa generasi muda adalah kunci bagi kemajuan industri Indonesia di masa depan, Sehingga membutuhkan talenta-talenta muda yang inovatif, adaptif, dan siap menghadapi tantangan era digital serta revolusi industri 4.0. Fokus pada Industri Digital dan Manufaktur.

Berdasarkan data Sensus Penduduk 2020, populasi Indonesia didominasi oleh generasi Z alias Gen Z dengan jumlah 74,93 juta jiwa, atau 27,94 persen dari total populasi. Di tengah transformasi digitalisasi dan otomatisasi, tren sustainability dan green economyserta perubahan kebutuhan pasar global, ada satu hal yang pasti, yaitu generasi muda adalah kunci.

Untuk memastikan bonus demografi benar-benar bisa menjadi game changer dalam upaya menjadikan Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia, pemerintah, dunia usaha, maupun generasi muda itu sendiri perlu mengambil peran.

Selain itu, ia juga menekankan bahwa sektor manufaktur dengan dukungan teknologi Industri 4.0 akan membuat pabrik-pabrik menjadi lebih efisien, produksi lebih tinggi, dan daya saing produk nasional semakin baik di kancah global. Sektor manufaktur sendiri telah berperan besar dalam perekonomian, di mana sekitar 75 persen dari total ekspor Indonesia merupakan produk manufaktur, serta menjadi salah satu penyerap tenaga kerja terbesar.

Strategi Penyiapan SDM Unggul

Kemenperin telah menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk mendukung kebutuhan Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor industri, antara lain:

Pengembangan Pendidikan Vokasi: Memastikan kurikulum dan pelatihan relevan dengan kebutuhan industri. Kemenperin membangun ekosistem vokasi terintegrasi melalui jaringan 13 politeknik dan akademi komunitas, 9 sekolah menengah kejuruan (SMK), dan 7 balai diklat industri. Lembaga-lembaga ini memiliki spesialisasi pendidikan yang disesuaikan langsung dengan kebutuhan industri, melalui kurikulum link and match, teaching factory, magang industri, dan peningkatan kapasitas pendidik. Kepala Badan Pengembangan SDM Industri (BPSDMI) Doddy Rahadi melaporkan, dari total 2.993 lulusan, 49,28 persen telah terserap bekerja, melanjutkan pendidikan, atau menjalankan usaha mandiri.

Khusus lulusan program Diploma 1 (D1) hasil kerja sama dengan industri, 100 persen telah terserap kerja, menandakan meningkatnya kepercayaan dunia industri terhadap kualitas pendidikan vokasi Kemenperin. BPSDMI juga mendorong transformasi kelembagaan melalui perluasan status Badan Layanan Umum (BLU) di politeknik Kemenperin serta peningkatan akreditasi nasional dan internasional. Langkah ini memastikan lembaga pendidikan vokasi memiliki tata kelola unggul, fleksibel, dan berdaya saing global

Pembangunan Pusat Industri Digital 4.0 (PIDI 4.0): Sebagai wadah untuk mengakselerasi transformasi digital industri.

Penyelenggaraan Industrial Festival: Ajang tahunan untuk membangun engagement dan awareness antara pelaku usaha industri dengan generasi muda, seperti yang sukses digelar di Tangerang, Jakarta, dan Surabaya.

Fokus Green Jobs: Menyiapkan strategi pembukaan peluang kerja hijau (green jobs) yang relevan dengan transisi menuju industri rendah karbon.

Sekretaris Jenderal Kemenperin, Eko S.A. Cahyanto, menambahkan bahwa di tengah transformasi digital dan tren sustainability, generasi muda tidak hanya perlu menguasai teori, tetapi juga harus meningkatkan keterampilan non-kognitif.

“Kemampuan untuk bekerja dalam tim, beradaptasi dengan situasi baru, mengasah empati, dan menciptakan solusi kreatif untuk masalah yang kompleks akan menjadi kunci,” pesan Sekjen Kemenperin.

Melalui berbagai inisiatif ini, Kemenperin berharap generasi muda dapat menjadi agen masa depan bagi industri yang lebih inovatif, inklusif, dan berkelanjutan, serta mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.(*)

Nama : Derli Arga Saputra

Nim : 251010800673

Jurusan : Teknik industri

Kelas : 01TIDP011

 

 

Tinggalkan Balasan