MAGETAN (Lensamagetan.com) – Kekecewaan masyarakat Desa Kentangan, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Magetan, mencuat menyusul polemik pembangunan Gerai Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) di Lapangan Desa Kentangan.
Meski pembangunan tersebut akhirnya dimediasi dan disepakati untuk dipindahkan ke lokasi lain, warga menilai pemerintah desa kurang bertanggung jawab dalam mengembalikan kondisi fasilitas umum yang sempat dirusak.
Sebagai tindak lanjut hasil mediasi, puluhan warga Desa Kentangan terpaksa melakukan pengembalian kondisi lapangan desa seperti semula secara swadaya. Pengurukan kembali bekas galian pondasi bangunan dilakukan menggunakan alat berat excavator, tanpa dukungan anggaran dari pemerintah desa.
Koordinator masyarakat Desa Kentangan, Joko Susilo, mengungkapkan bahwa langkah tersebut diambil lantaran adanya miskomunikasi sejak awal antara pemerintah desa dan masyarakat terkait rencana pembangunan gerai KDMP.
“Ini pengembalian tanah lapangan yang kemarin sempat direncanakan untuk pembangunan gerai KDMP. Karena ada miskomunikasi dengan masyarakat, akhirnya disepakati lokasi pembangunan dipindahkan,” ujar Joko, Minggu (21/12/2025).
Namun demikian, Joko mengaku kecewa lantaran pemerintah desa menyampaikan tidak memiliki anggaran untuk mengembalikan kondisi lapangan seperti semula, padahal kerusakan terjadi akibat rencana pembangunan yang diinisiasi pemerintah desa.
“Pemerintah desa menyampaikan tidak ada anggaran untuk pengembalian lapangan. Akhirnya ini murni aspirasi masyarakat. Dengan biaya swadaya, kami mengembalikan lapangan agar bisa kembali digunakan warga,” tegasnya dengan nada kecewa.
Proses pengembalian lapangan desa tersebut tetap disaksikan oleh unsur pemerintah desa, Koramil, dan pihak Polsek setempat guna memastikan kegiatan berjalan aman dan tertib.
Senada dengan Joko, tokoh masyarakat Desa Kentangan, Gunawan, menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukan merupakan aksi unjuk rasa, melainkan bentuk kepedulian warga terhadap fasilitas umum desa yang selama ini dimanfaatkan bersama.
“Ini bukan aksi. Kami hanya ingin lapangan dikembalikan seperti semula supaya bisa digunakan lagi oleh masyarakat,” ujarnya.
Masyarakat berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi pemerintah desa agar ke depan lebih terbuka, komunikatif, dan bertanggung jawab dalam setiap perencanaan pembangunan, sehingga tidak menimbulkan konflik maupun polemik di tengah masyarakat.(niel/red)












