Cerita Berdirinya Media Online Lensamagetan.com Part (1)

Anton Suroso CEO Media online Lensamagetan.com.(Foto: Dokumenku)

MAGETAN (Lensamagetan.com) – Sedikit cerita tentang berdirinya Media Online Lensamagetan.com, yang saat ini termasuk salah satu media siber yang paling aktif di Kabupaten Magetan.

Hal itu berawal dari tahun 2016 silam, saya Anton Suroso CEO Lensamagetan.com yang dari kecil bercita-cita menjadi jurnalis, nekat melamar menjadi wartawan di redaksi  salah satu surat kabar (koran) harian di Jawa Timur, tepatnya di Biro Kabupaten Magetan.

Karena belum berpengalaman, pada saat itu selama tiga bulan lamanya saya mendapatkan training dari wartawan senior redaksi.

Tiga bulan itu rasanya sangat berat, karena saya harus mempraktekan ilmu yang sudah disampaikan senior di lapangan, mencari data, wawancara, mengambil foto dan video sendirian dengan benar.

Beratnya lagi, pada saat itu saya belum mendapat gaji sama sekali. Setiap harinya untuk akomodasi liputan, aku terpaksa menggunakan tabungan yang sudah menipis. Mungkin, karena aku dinilai masih belum bisa berkarya sesuai dengan yang diinginkan redaksi.

Pada saat perjalanan liputan, tak jarang motor kehabisan bensin, atau sering kali mengalami bocor ban. Masih teringat jelas dalam pikiranku bahwa pada saat ini aku masih memakai motor Suzuki Smash tua berwarna hitam.

JURNALIS APA DAPAT PENGHASILAN?

Dalam tiga bulan menjalani training, banyak cobaan dalam hidup dan keluarga yang aku alami. Sering istri bertanya, apa jurnalis bisa dapat penghasilan, karena keluarga membutuhkan uang untuk kebutuhan sehari-hari. Hal itu terbukti dalam tiga bulan aku memang tidak mendapatkan gaji.

Setiap hari berangkat pagi pulang petang. Karena pada saat itu aku juga tidak berani pulang sebelum senior di redaksi pulang. Keluarga pun khususnya istriku pastinya kurang kasih sayang, karena setiap aku sampai rumah pasti langsung mandi dan tidur.

Selama tiga bulan itulah aku benar-benar digodok di dalam kawah candradimuka. Dan akhirnya tau bagaimana kerja seorang jurnalis yang benar sesuai dengan kode etik jurnalistik.

MULAI DAPAT GAJI, TAPI KECIL

Setelah tiga bulan aku lalui, akhirnya kabar gembira itu pun datang, yakni aku dapat gaji. Gak banyak hanya Rp 750 ribu rupiah. Gaji pertama ini aku dapatkan setelah aku kerja selama empat bulan lamanya. Tiga bulan training dan bulan keempat inilah aku baru mendapat gaji.

Coba kamu jadi aku, apa kamu bisa bertahan seperti itu. Tapi demi mewujudkan cita-citaku menjadi seorang wartawan, semua penderitaan ini harus bisa aku lewati.

Tak berhenti disitu, dengan gaji Rp 750 ribu itu, di tahun 2017 ternyata istri minta di kreditin motor. Akhirnya, aku juga nekat mengkreditkan motor Honda Beat, dimana pada saat itu angsuran nya setiap bulan sekitar Rp 600 ribu rupiah.

Bisa membayangkan gak, dari gaji Rp 750 ribu untuk bayar angsuran motor Rp 600 ribu, hanya tinggal Rp 150 ribu. Belum lagi aku juga harus membeli susu untuk anak-anaku dan bayar sekolah serta kebutuhan lainya.

Tapi aku terus bertahan dan berusaha bekerja dengan baik dan profesional, meskipun pada saat itu, aku baru belajar menulis dan masih diedit oleh senior sebelum berita tayang di koran.

Doktrin keras dari senior untuk tidak menerima pemberian apapun dari narasumber juga benar-benar aku jaga, sampai tiba saatnya ada pendaftaran Pengawas Pemilu Kecamatan dan aku mencoba ikut mendaftar di tahun 2017.

BULAN NOVEMBER 2017 AKU DILANTIK PANWASCAM

Dari 2016 sampai dengan tahun 2017 akhir itulah, aku menjalani profesiku menjadi seorang jurnalis di salah satu koran harian di Magetan. Dan tiba saatnya ada pendaftaran Panwascam, aku meminta izin seniorku untuk mencoba peruntungan mengikuti tes dan dia membolehkan.

Tahap demi tahap tes aku lewati. Mulai dari pemberkasan, tes tulis sampai dengan wawancara, akhirnya aku dinyatakan lolos dan dilantik menjadi Panwascam di Kecamatan Panekan pada bulan November 2017.

Usai dilantik, kini pekerjaanku menjadi dua. Yang satu aku harus ngantor di Panwas dan mengikuti rencana kerja Panwas. Sementara, yang kedua aku juga harus selalu liputan minimal kirim dua berita setiap hari.

Dua pekerjaan ini berusaha aku lakukan dengan baik, tapi ada kalanya di Panwascam punya acara bimtek atau pelatihan yang mengharuskan aku menginap di hotel sehingga aku harus izin kepada senior karena tidak bisa liputan.

Hal – hal inilah kemudian mungkin mulai menganggu seniorku, dan akhirnya aku diberi dua pilihan keluar dari Panwascam atau menjadi wartawan lepas, yang pada saat itu satu berita yang tayang hanya dinilai Rp 10 ribu rupiah.

Karena pekerjaan Panwascam mulai banyak, akhirnya aku juga mulai jarang mengirim berita. Hingga suatu saat aku cek namaku di bok redaksi koran sudah hilang.

Dengan hilangnya namaku di bok redaksi secara otomatis, artinya aku sudah dikeluarkan dari redaksi. Mulai dari itulah aku mulai fokus bekerja di Panwascam, namun keinginan menulis berita masih tetap ada didalam diriku. Sampai aku bertemu lagi dengan salah satu sahabatku yang bernama “Rudianto”.

LAHIRNYA MEDIA ONLINE LENSAMAGETAN.COM

Pertemuan dengan temanku Rudianto ini bukan tanpa sebab, karena saat itu dia juga Panwascam di Kecamatan Sidorejo. Dari sinilah aku mulai ngobrol banyak hal mengenai keinginanku menulis lagi. Karena aku tahu, Rudi ini dulunya juga punya blog berita yang menarik yakni Lintas Magetan yang juga sangat eksis pada masanya.

Setelah banyak obrolan, akhirnya Rudi menawarkan aku salah satu blognya yang sudah tidak dia kelola, namanya Lensa Magetan. Tak hanya itu, pada tanggal 27 Desember 2017 diapun bersedia membantu taken domain, sehingga nama blog yang diberikan kepadaku itu menjadi Lensamagetan.com.

Artinya Lensamagetan.com benar-benar lahir pada tanggal 27 Desember 2017 itu tidak lepas dari jasa seorang sahabat yang bernama “Rudianto”.

Selesai taken domain, aku sangat senang sekali, karena aku sudah mulai bisa menulis lagi di websiteku sendiri meski saat itu masih belum berbadan hukum.

Terimakasih sahabatku, jasamu tidak akan mungkin aku lupakan. Lensamagetan.com ini lahir karena jasamu.

Bersambung……..(Part 2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *