Mengklaim Pembangunan Musholla di Gunung Lawu, Mbah Kancil Minta Maaf

Hadi Suyono alias Mbah Kancil Tunjukan Surat Peryataan dan Permintaan Maaf Kepada Kelompok Seduluran Selawase atas Klaim pembangunan Musholla di Gunung Lawu.(Anton/Lensamagetan.com)

MAGETAN (Lensamagetan.com) – Mengaku membangun musholla di atas Gunung Lawu, Hadi Suyono alias Mbah Kancil Meminta maaf kepada Komunitas “Seduluran Selawase”, selaku kelompok sebenarnya yang membangun musholla itu.

Mbah Kancil meminta maaf secara langsung kepada seluruh komunitas karena dinilai memberikan informasi yang tidak benar kepada media, sehingga seolah-olah Musholla di Gunung Lawu itu dirinya dan komunitasnya yang membangun.

Selain itu, Mbah Kancil juga dinilai tidak benar, karena telah secara sepihak membuatkan nama Musholla itu dengan secara sengaja mencetakkan banner dengan nama Musholla Sendang Drajat Al Hidayah.

Padahal oleh kelompok Seduluran Selawase selaku pembuat, sampai dengan saat ini secara resmi belum memberikan nama Musholla tersebut.

“Saya meminta maaf kepada Seduluran Selawase karena sudah memberikan informasi yang tidak benar kepada Media Lensamagetan.com dan juga media lainnya. Baik media online maupun media sosial,” ujarnya di depan para komunitas Seduluran Selawase, Kamis (7/9/2023).

Tak hanya itu, untuk mempertanggungjawabkan kejadian itu, termasuk apabila menyalahgunakan pembanguan Musholla untuk kepentingan pribadi, Mbah Kancil juga membuat surat peryataan diatas materai disaksikan kelompok Seduluran Selawase.

“Saya tidak akan mengulangi kejadian seperti ini lagi, dan apabila saya mengulangi lagi siap menerima sanksi sesuai aturan hukum yang berlaku di Indonesia,” jelasnya.

Sementara itu, Setyo Winarno, selaku inisiator pembangunan Musholla, sekaligus perwakilan dari Kelompok Seduluran Selawase, mengaku sangat menyayangkan kejadian ini.

Karena menurut pengusaha kayu asal Madiun ini, pembangunan Mushola yang dilakukan bersama teman-temanya dikerjakan dengan penuh perjuangan. Mulai dari perakitan awal yang dilakukan di rumahnya, sampai dengan membawa ke puncak Gunung Lawu.

“Sebenarnya kami ini tidak ingin di publish, tapi karena ini perlu diluruskan, akhirnya kita klarifikasi Mbah Kancil,” terangnya.

Winarno berharap dengan adanya permintaan maaf dan pembuatan surat pernyataan Mbah Kancil ini, bisa menjadi pelajaran bersama agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi.

“Sebenarnya tujuan saya hanya ingin menyediakan tempat salat untuk saya sendiri dan juga para pendaki itu saja. Inisiatif ini saya dapat ketika sudah beberapa kali muncak ke Gunung Lawu,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, viral pemberitaan dengan adannya Musholla di atas Gunung Lawu. Dari konfirmasi dari narasumber Mbah Kancil, Musholla ini mulai dibangun pada tanggal 10 Ramadhan kemarin oleh komunitasnya yang menamakan diri Tim Sedekah Alam Semesta dan Budaya, dari berbagai daerah. Baik dari Magetan, Ngawi, Ponorogo, Madiun.

Ironisnya, keterangan yang disampaikan Mbah Kancil ini ternyata tidak benar, dan di protes keras oleh Seduluran Selawase selaku kelompok sebenarnya yang membuat Musholla itu.(niel/ton)

Respon (1)

  1. Banyak peninggalan eyang guru R.Kailani Djailani Hadinagoro yang tidak perlu di publikasikan waktu perjalanan laku tirakatan di gunung Lawu… Misalnya goa sebelah air sumber Sendang derajat, Sendang Lanang dan punden R.Bancolono dan masih banyak foto”yang kita simpan bukti”Riel bahkan beli tanah di cemorosewu yang tidak di akui oleh anak” dari pemiliknya walau surat” bukti komplit…

Komentar ditutup.