MAGETAN (Lensamagetan.com) – Banyak yang kurang paham mengenai informasi akan dibangunnya Eco Bamboo Park di Kabupaten Magetan. Membuat Bupati Magetan Suprawoto angkat bicara.
Bupati mengatakan, bahwa prinsip pembangunan harus berkelanjutan, dan lifetime-nya panjang. Hal itu juga yang diharapkan dari Eco Bamboo Park nanti.
“Kadang saya dituntut ayo ndang ketok. Jangan hanya berpikir jangka pendek dan instan. Buat program yang juga bisa dinikmati anak cucu kita,” kata Bupati Magetan Suprawoto, Senin (26/6/2023).
Bupati menjelaskan, program yang berkaitan dengan isu lingkungan dan konservasi alam merupakan salah satu program berkelanjutan. Maka dari itu dirinya memilih membangun Ekoeduwisata hutan bambu.
“Contohnya di Mojosemi. Yang dijual kan pemandangan dan pepohonan. Menanam pohon kan tidak bisa hari ini ditanam, besok sudah tinggi besar. Karena itu harus dimulai,”ujarnya.
Yang ingin disampaikan Bupati, pembangunan Ekoeduwisata Hutan Bambu, bukanlah seperti yang dibayangkan orang dengan membuat hutan. Tapi membuat taman yang di tata indah dengan menggunakan pohon bambu, yang sekaligus merupakan ikon Magetan.
“Baru ide saja, kementerian sudah ambil alih untuk datangkan CSR ke hutan bambu. Baru ide saja, Pak Dahlan Iskan mau jadi dutanya. Katanya, ini ide kelas dunia. Memang perlu keberanian untuk memulai dan berpikir jauh ke depan,” jelas Pak Bupati.
Menurut Bupati, semakin banyak tempat wisata yang bisa memecah keramaian dan kemacetan juga akan semakin baik. Di Sarangan, bisa dipecah di Kebun refugia atau Kampung Susu Singolangu. Di tengah, di Sukomoro ada Ekoeduwisata Hutan Bambu.
“Kebun Raya Bogor itu, kira-kira seratus tahun ke depan apa masih seksi. Masih. Tapi, ketika memulai membangun pasti ada kritikan juga karena hutan di Jawa sangat lebat,”imbuhnya.
Selain itu, Bupati Suprawoto juga bercerita bagaimana perjuangan dibangunnya Taman Mini Indonesia Indah (TMII), dimana pada saat itu Aktivis Arief Budiman mengkritik, ditambah lagi Universitas Indonesia (UI) juga berdemonstrasi.
Tapi setelah 10 tahun kemudian apa yang terjadi, Arief Budiman menyadari kekeliruannya dalam menilai TMII.
Disisi lain, Bupati juga membantah isu adanya anggaran Rp 50 Milyar Pemkab Magetan untuk membangun Eco Bamboo Park.
“Ini kekeliruan informasi. Angka itu muncul dari nilai masterplan. Bukan kita menganggarkan sebanyak itu. Kalau saya ada uang sebanyak itu ya lebih baik tak pakai untuk membangun Sarangan,” terangnya.
Agar program ini mendapat semua dukungan dari pusat. Bupati Magetan juga ada jadwal dengan Kadis Kehutanan Provinsi Jatim di Surabaya untuk “dodolan” ide Ekoeduwisata Hutan Bambu.
“Kementerian sudah masuk, Pak Dahlan mau jadi dutanya. Pak Dahlan mungkin bisa bawa CSR perusahaan-perusahaan besar. Ini sebetulnya untuk mancing investor. Nanti kalau sudah kelihatan, ada pengusaha waterboom di Magetan mau masuk silakan, begitu,” katanya.
Program pembangunan Eco Bamboo Park dibuat untuk pemenuhan Ruang Terbuka Hijau. Konsep RTH itu bisa untuk sarana sosial dan rekreasi.
Yang terpenting dari RTH ini adalah konsep pembangunan berkelanjutan, artinya pembangunan untuk generasi mendatang. Dan, isu lingkungan menjadi isu prioritas.
Karena itu, DPRD periode 2014-2019 menginisiasi pembentukan Peraturan Daerah tentang Ruang Terbuka Hijau dan disahkan sebagai Perda No 2 Tahun 2017.(ton/red)