MAGETAN (Lensamagetan.com) – SMPIT Al Uswah Magetan ikut memeriahkan karnaval dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke-79, Kabupaten Magetan, Minggu (25/8/2024).
Karnaval Kemerdekaan dengan tema “Pawai Budaya Bangga Magetan Cinta Unesa Jaya Negeriku” ini digelar mulai dari Distrik Maospati dan finis di kampus Unesa 5 Magetan.
Dimulai sekitar pukul 13.00 WIB, SMPIT Al Uswah Magetan menampilkan karya yang sangat menarik yakni, “Macan Perang Dari Timur, Adeging Benteng Purwodadi.
Rombongan dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu tiga maskot yang membawa identitas dari SMPIT Al Uswah Magetan yang terdiri dari maskot kuning emas, maskot merah dan maskot hitam. Maskot kuning emas menggambarkan kemakmuran dan kejayaan Kadipaten Purwodadi.
Maskot merah menggambarkan keberanian dalam mempertahankan benteng Kadipaten Purwodadi. Maskot hitam menggambarkan perjuangan rakyat dalam mempertahankan Kadipaten Purwodadi.
Informasi dari website resmi SMPIT Al Uswah Magetan, Rombongan macan perang dari timur ini terdiri dari Pangeran Diponegoro, Raden Ahmad, Raden Aryadamar dan Raden Dipokusumo.
Selain itu, ada juga rombongan kolonial Belanda yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal Daendles, semuanya ditampilan dengan baik oleh siswa-siswi SMPIT Al Uswah.
Dalam cerita, tampak menggambarkan rakyat Kadipaten Purwodadi yang membawa tampah, hasil bumi berupa jagung dan ketela, serta tombak bambu runcing sebagai senjata dalam melawan pasukan Belanda.
Pun, pertunjukan kolosal ini juga menceritakan tentang kedatangan seorang priyayi dari Pura Mangkunegara yang bernama Raden Ahmad dan Raden Aryadanar (putra Bupati Semarang) yang mengambil latar daerah Purwodadi yang semula masih berupa hutan dan dirubah menjadi pemukiman penduduk.
Nah, pada suatu hari di daerah ini didatangi oleh rombongan bangsawan dari Yogyakarta yaitu Pangeran Diponegoro, yang kemudian mengutus anak keduanya yang Bernama Raden Mas Dipokusumo untuk memperkuat dan mempersiapkan benteng di wilayah Purwodadi sebagai bentuk pertahanan dari serangan Belanda.
Selang beberapa lama kemudian, Belanda benar-benar datang ke wilayah Purwodadi, yang akhirnya terjadilah perang yang dahsyat memperebutkan wilayah yang dipimpin oleh Raden Ahmad dan Raden Mas Dipokusuma melawan Belanda.
Setelah terjadinya peperangan di wilayah Purwodadi, Belanda mengalami kekalahan dan berhasil dipukul mundur oleh pasukan Raden Mas Dipokusumo. Lalu Pangeran Diponegoro menjadikan wilayah tersebut sebagai Kadipaten Purwodadi.
Cerita kolosal ini ditampilkan dalam waktu yang singkat yaitu 3 menit, namun ternyata dalam waktu pertunjukan yang singkat tersebut sangat mendapat antusias Forkopimda dan masyarakat dengan sorak dan tepuk tangan yang sangat meriah.
Sebagai informasi, selain SMPIT Al Uswah Magetan, karnaval juga diikuti banyak peserta mulai dari SD, SMP dan SMA sederajat serta berbagai komunitas lainya dengan menampilkan berbagai pertunjukan menarik, mulai dari pakaian adat, tarian tradisional dan lainnya. Dari sekian peserta yang mengikuti karnaval, akhirnya SMPT Al Uswah mendapatkan juara harapan 1 dari juri yang menilai jalanya acara. (ton/sof)