MAGETAN (Lensamagetan.com) – Melestarikan budaya leluhur, dan mengenalkan makanan khas desanya, Pemerintah Desa (Pemdes) Candirejo, Kecamatan Magetan, menggelar acara Festival Jenang Candi, Minggu (11/9/2002).
Mengambil tempat di lapangan Desa Candirejo atau yang dikenal dengan lapangan Sarlodho, acara festival jenang candi yang dihadiri oleh Bupati Magetan Suprawoto, Kadindisparbud Magetan, Forkopimca dan beberapa tamu undangan lainnya, disambut dengan antusias masyarakat yang sangat meriah.
Kepala Desa Candirejo, Agus Setyono mengatakan, kegiatan festival ini merupakan tanda kebangkitan ekonomi masyarakat khususnya masyarakat Candirejo, dimana sudah tidak asing lagi karena Desa Candirejo di kenal dengan makanan atau jajanan khasnya yaitu jenang.
“Jenang candi ini merupakan makanan khas dari Desa Candirejo. Hampir semua masyarakat mempunyai usaha berjualan jenang ini. Maka dari itu, untuk lebih mengenalkan pada masyarakat luar, kita adakan festival seperti ini,” kata Agus Setyono.
Selain festival dan kirab jenang, masih ada acara seperti pagelaran seni reog gagrak magetan dan bazar UMKM dari warga Desa Candirejo.
“Untuk jenang yang dibuat tumpeng dan di kirab tadi ada sekitar 1000 bungkus jenang dan ada juga pembagian gratis jenang dengan sistem kupon yang bisa ditukarkan kepada panitia. Selain itu, ada juga pertunjukan 10 reog gagrak Magetan dan bazar UMKM dari warga candirejo,” Imbuh Agus.
Dijelaskan Agus, jenang candi adalah sejenis makanan yang terbuat dari bahan baku beras ketan dan kelapa yang dimasak hingga 8 jam sehingga bisa menjadi makanan dengan tekstur kenyal, manis, legit ketika digigit yang membuat para pecinta makanan manis ketagihan.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Magetan Suprawoto menyampaikan acara festival seperti ini bisa dimasukkan dalam kegiatan Pemerintah Kabupaten atau calender of event yang sudah disusun oleh Disparbud Kabupaten Magetan sebelumnya.
“Dulu saya ini juga pernah tinggal di Candirejo dan jenang ini sudah ada sejak dulu. Yang bikin ketagihan itu adalah rasanya, karena dari dulu sampai sekarang rasanya masih tetap sama tidak berubah. Kedepannya untuk kegiatan seperti ini bisa di jadikan kegiatan rutin sehingga makanan khas seperti ini tidak hilang tertelan zaman,” pungkas Suprawoto.(niel/red)
