Ritual Larung Sesaji, Wujud Syukur Atas Keberkahan Telaga Sarangan

Prosesi Larung Sesaji di Telaga Sarangan Yang Dilakukan Oleh Warga Kelurahan Sarangan.(Daniel/Lensa Magetan).

MAGETAN (Lensamagetan.com) – Lestarikan adat dan budaya peninggalan para leluhur, warga Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan menggelar acara adat tahunan yang dilakukan secara turun temurun yakni Larung Sesaji di Obyek wisata Telaga Sarangan, Jumat (18/03).

Buceng atau tumpeng yang biasa disebut warga setempat sebagai Gono Bau dan berbagai kelengkapanya diarak dari kantor Kelurahan Sarangan menuju Telaga Sarangan. Yang selanjutnya, di larung atau di tenggelamkan di tengah Telaga Sarangan.

Karena situasi masih pandemi, acara Larung sesaji kali ini dilakukan secara tertutup. Ritual dilakukan selama dua hari, mulai Kamis 17 Maret – 18 Maret 2022 dengan ditutupnya obyek wisata Telaga Sarangan untuk para wisatawan agar tidak terjadi kerumunan.

” Ini adalah kegiatan adat labuhan sarangan yang digelar oleh warga Sarangan dan sekitarnya. Karena situasi masih pandemi acara ini kita gelar sedemikian save nya atau orang luar tidak boleh masuk,” kata Joko Trihono Kepala Disparbud Kabupaten Magetan, Kamis (17/03)

Sementara itu ditempat yang sama Ketua Panitia adat larung sesaji, Sunardi menjelaskan, acara yang rutin dilakukan setiap tahun tersebut adalah prosesi yang digelar warga sekitar obyek wisata Telaga Sarangan sebagai wujud syukur atas keberkahan yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa dari Telaga Sarangan.

”Acara ini adalah prosesi adat tahunan yang dilakukan rutin setiap tahun oleh warga Kelurahan Sarangan mulai dari lingkungan Sarangan, Mandoran, Ngluweng dan semua pelaku jasa usaha wisata di sekitar Telaga Sarangan,” ujarnya.

Sunardi menerangkan, kegiatan ritual dilakukan mulai Kamis 17 Maret sore, dengan berbagai kegiatan masyarakat. Yang kemudian dilanjutkan pada Jumat 18 Maret dengan prosesi Larungan tumpeng.

” Acara dimulai Kamis, dengan Hadroh, Pengajian dan tirakatan. Kemudian Jumat pagi jam 8.00 Wib kita bersiap melakukan Larung sesaji, dimana sebelumya dilakukan prosesi adat serah terima piranti jangkep dari para sesepuh desa. Kemudian di Larung ke tengah Telaga,” jelasnya.

Sunardi berharap, dengan diadakannya prosesi labuhan Sarangan atau Larung Sesaji ini warga sekitar Sarangan, Mandoran, Ngluweng dan juga seluruh pelaku jasa usaha wisata di Obyak Wisata Telaga Sarangan bisa mendapatkan berkah keselamatan dan rejeki dari Tuhan Yang Maha Esa melalui seluruh kegiatan usaha di Telaga Sarangan. (niel/red)