MAGETAN (Lensamagetan.com) – Sudah sewajarnya wayang identik dengan semua peralatan gamelan lengkap, ada kendang, gong dan lainya untuk mengiringi sang Dalang tampil. Tapi bagaimana jadinya kalau Dalang ini tidak diiringi gamelan asli tapi diiringi suara gamelan yang berasal dari suara mulut?.
Ya, inilah Wayang Cangkem, kata Cangkem adalah bahasa jawa dari mulut. Wayang Cangkem ialah wayang yang dimainkan dengan iringan musik gamelan dari mulut manusia.
Saat wayang ini mulai dimainkan, pasti banyak penonton tidak bisa menahan tawannya. Hal itu karena, iringan musik yang saling bersahut-sahutan dari mulut pengiring dalang, berusaha memadukan ritme agar menjadi suara yang persis dengan gamelan asli.
“Wayang ini sudah sangat lama ada di Kartoharjo, juga sudah biasa tampil di berbagai acara,” kata Antok warga Kecamatan Kartoharjo, Sabtu (20/8/2022).
Dijelaskan Antok, karena tanpa ada gamelan, untuk harga pentas wayang ini juga relatif sangat murah, dibandingkan dengan wayang kulit asli yang mencapai puluhan juta rupiah.
“Harganya bisa nego, pokonya sangat murah. Tapi biasanya kalau jauh minta di jemput,” ujarnya.
Uniknya lagi, lanjut Antok. Dalang dan para pengiring Wayang Cangkem ini sehari-harinya juga punya pekerjaan lain. Jadi apabila tidak pentas atau sepi job, mereka mencari penghasilan dari pekerjaan lainnya itu.
“Dalangnya itu namanya Suparlan, panggilannya Pak Lan, sehari-seharinya jualan bakso. Terus ada lagi Sindennya yang jualan bubur, pokoknya mereka itu masing-masing punya pekerjaan lain, jadi kalau pas lagi gak tanggapan kerja seperti orang biasa,” imbuhnya.
Meski tak semewah wayang kulit, Wayang Cangkem ini juga sangat menghibur masyarakat. Pun, durasi waktu pentasnya juga sama seperti wayang kulit biasanya.
“Lamanya pentas juga sama saja dengan wayang kulit, kalau mulai jam 21.00 Wib nanti selesai Jam 03.00 Wib,” terangnya.(niel/red)
