MAGETAN (Lensamagetan.com) – Untuk memberikan dorongan semangat untuk sembuh pada pasien ternyata tidak hanya dilakukan secara lahiriyah atau pengobatan medis oleh RSUD dr Sayidiman Magetan.
Pengobatan secara lahiriyah atau doa pun juga dilakukan untuk menenangkan pasien, sehingga pasien cepat sembuh.
Hal itu seperti yang dilakukan pada pasien anak Ammar Syahmi. Hari pertama masuk RSUD dr. Sayidiman, siswa SDN Selosari Magetan ini menjalani rawat inap dan mendapat kunjungan dari Tim Instalasi Kedokteran Holistik.
Dipimpin Ustadz Marsono, dari Kemenag Magetan. Tim ini memberikan penguatan kepada keluarga pasien untuk sabar menghadapi ujian dengan sakitnya anggota keluarga.
Lalu, Ustadz Marsono memimpin doa agar pasien diberi segera diberi kesembuhan oleh Sang Pencipta.
Kepala Instalasi Kedokteran Holistik RSUD dr Sayidiman, Reza Yoga Ariyanto, mengatakan ada transformasi peran IKH saat ini. Dilakukan mulai Juli 2023.
Perubahan itu dilakukan agar tidak ada kesan bahwa Tim IKH mendatangi pasien yang sedang dalam kondisi kritis saja, untuk membantu membacakan talkin.
“Dulunya kesan yang muncul, wah tim holistik datang, pasien pasti dalam kondisi kritis. Sampai kami ini disebut tim pencabut nyawa, tak jarang setelah kami datang pasien kemudian meninggal,” jelasnya.
Namun itu dulu, karena untuk saat ini atas persetujuan keluarga pasien, tim holistik datang ke ruangan pasien apapun kondisi pasien. Tak hanya ketika sedang kritis.
“Minimal satu kali kunjungan ke pasien,” katanya.
Dijelaskan Reza, Instalasi Kedokteran Holistik RSUD dr Sayidiman berdiri sejak 2014 yang diawali hanya sebatas unit. Saat ini Intalasi Holistik tegah mengajukan pembaruan proposal ke Kemenag Magetan agar mendapat tambahan tim terutama dari yang di luar Islam dan Kristen.
“Kami membutuhkan rohaniawan dari semua agama agar dapat melayani semua pasien,” imbuhnya.
Tim IKH RSUD dr Sayidiman, tak hanya melakukan kunjungan di ruangan pasien, tapi juga ke rumah pasien yang telah menjalani rawat inap.
Bulan ini, tim IKH datang ke dua warga yang telah menjalani rawat inap, yakni pasien thalassemia, dan pasien stroke. Selain memberikan dukungan moril, tim juga memberikan bantuan berupa fisioterapi dan alat bantu.
“Kita lihat kebutuhannya, kalau butuh tongkat kita bawakan tongkat, ada yang kita bawakan fisioterapi untuk berlatih, ada juga yang kita bawakan sembako,” terangnya.
Reza berharap, layanan holistik bisa melengkapi upaya rumah sakit untuk membantu mendorong kesembuhan pasien, karena penyakit tidak hanya penyakit medis tapi ada juga yang non medis.(niel/ton)