Dukung Lestarinya Budaya Pencak Silat, Bupati Magetan Harapkan Ini di Munas PSCP 2025

Musyawarah Nasional (Munas) Perguruan Pencak Silat Cempaka Putih (CP) yang diselenggarakan di Red Hotel Sarangan Magetan.(Lensamagetan.com/Ist)

MAGETAN (Lensamagetan.com) – Perguruan Pencak Silat Cempaka Putih (CP) Pusat Magetan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) yang diselenggarakan di Red Hotel, Keluarahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Kamis (29/5/2025).

Pada Munas kali ini, Bupati Magetan, Nanik Endang Rusminarti, ikut menghadiri sebagai undangan sekaligus tanda dukungan penuh pemerintah daerah terhadap pelestarian dan pengembangan seni bela diri tradisional.

Selain itu hadir juga dalam acara, Perwakilan Forkopimda, Forkopimca, Ketua, Sesepuh dan tokoh Pencak Silat Cempaka Putih Se- Indonesia, Ketua IPSI Magetan, dan juga para Ketua atau yang mewakili dari Perguruan Pencak Silat di Magetan.

Munas ini diharapkan dapat menghasilkan keputusan yang bijak dan mampu membawa kemajuan signifikan bagi Cempaka Putih Magetan dalam lima tahun ke depan.

Dalam kesempatan itu, Bupati Magetan menerangkan bahwa pencak silat adalah bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Nusantara, oleh karena itu harus terus dilestarikan dengan baik.

“Pencak silat pada era sekarang bukan hanya sebatas bela diri fisik, namun mencakup nilai-nilai budaya, pendidikan karakter, dan jati diri bangsa,” kata Bupati Magetan Nanik Endang Rusminiarti, Kamis (29/5/2025).

Dari budaya pencak silat, Bupati Nanik menyoroti nilai-nilai luhur yang diajarkan, seperti hormat pada guru, sopan santun, disiplin, tanggung jawab, dan kerendahan hati. Menurutnya, semua nilai ini sangat relevan dan esensial dalam membentuk karakter generasi muda di tengah tantangan zaman.

Bupati Magetan berharpa forum Munas kali ini dapat menghasilkan keputusan yang konstruktif demi kemajuan bersama. Beliau mengajak seluruh peserta untuk menjunjung semangat persatuan dan kesatuan.

“Mari kita junjung tinggi pemahaman bahwa keragaman bermakna sebagai kekayaan budaya dan identitas daerah, bukan sebagai sumber perpecahan,” tutupnya.(ton/red)