Viral Foto Santriwati Tenteng Airsoft Gun, Ponpes Al Jahra Magetan Berikan Tanggapan

Viral foto Santriwati Ponpes Al Jahra Magetan pakai rompi lengkap dan bawa senjata Airsoft Gun viral di media sosial.(Lensamagetan.com/ Foto: Istimewa)

MAGETAN (Lensamagetan.com) – Kabupaten Magetan viral di Media Sosial (Medsos) dengan di unggahnya sebuah foto yang menunjukan beberapa santriwati berjilbab memakai rompi lengkap dan membawa senjata laras panjang.

Beberapa foto itu di posting di akun Instagram pribadi milik Islah Bahrawi dan menuai banyak komentar dari masyarakat.

“Dari hasil telusuran pencarian gambar di Google, tangkapan gambar ini dari sekolah Baitul Qur’an di Magetan (belum terkonfirmasi)Tampak para siswi memegang senjata laras panjang dan rompi anti peluru kemungkinan replika). Yang menjadi pertanyaan, entah jenis pendidikan apa yang diberikan kepada anak-anak kita. Mungkin saja pelajaran strategi dan kemampuan perang (I’dad) atau latihan fisik dengan senjata pembunuh artifisial. Tapi apa tujuannya?

Pendidikan seperti ini bagi generasi muda hanya akan menanamkan glorifikasi perang. Alih-alih memiliki keinginan untuk memajukan agamanya melalui ilmu pengetahuan, bisa jadi generasi muda kita hanya akan berfikir tentang perang di masa depan mereka.

Entah siapa yang bisa mengklarifikasi gambar ini atau yang harus bertanggung jawab atas metode pendidikan seperti ini.

Anak-anakku, agama diturunkan oleh Tuhan bukan untuk berperang, melainkan agar kita saling mengenal satu sama lain dengan segala perbedaan dalam penciptaan Tuhan atas manusia. Senjata dan perang hanya akan memundurkan peradaban. Mari majukan agama kita dengan akhlak, rahmat dan ilmu pengetahuan. Bukan dengan keahlian perang

Jadikan agama kita sebagai bejana untuk membangun rasa kemanusiaan dan menciptakan kedamaian,” tulisan Islah Bahrawi di akun Instagram miliknya.

Dengan viralnya foto itu, langsung ditanggapi Isgianto, Ketua Harian Yayasan Pondok Pesantren Baitul Quran Al Jahra, yang berada di Kelurahan Tawanganom, Kecamatan Magetan, bahwa hal itu adalah kegiatan ekskul air softgun.

Isqianto menjelaskan, awalnya ekskul air softgun ini diadakan untuk melatih konsentrasi santri. Karena saat menghafal Al-Qur’an juga membutuhkan konsentrasi.

Akan tetapi, karena adanya beragam komentar dan opini masyarakat di media sosial, pihaknya bakal mengkaji ulang ekskul yang belum resmi dibuka itu.

“Melihat dinamika yang ada terkait viralnya kegiatan simulasi tersebut, setelah kita kaji juga atas saran dari beberapa pihak, kita tidak akan melanjutkan kegiatan tersebut menjadi bagian dari ekstra kulikuler,”ujarnya.

Selain itu, menurutnya, Pondok Pesantren Baitul Quran Al Jahra juga tidak memiliki peralatan, karena semua peralatan merupakan milik dari pelatih dari Surakarta.

“Semoga klarifikasi ini bisa memberikan pencerahan pada kita semua dan bisa meredam keresahan yang telah terjadi,”tutupnya.(ton/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *