MAGETAN (Lensamagetan.com) – Kepala MTsN 4 Magetan, Drs. Giana, mengungkapkan rasa kekhawatirannya setelah mengalami tindakan pemerasan oleh beberapa orang tidak dikenal (OTK) dan mengaku pengawas dana BOS, Rabu (24/7/2024).
Insiden ini terjadi beberapa hari yang lalu, ketika pelaku yang berjumlah 4 orang mendatangi sekolah dan meminta sejumlah uang dengan dalih menanyakan tentang pengadaan seragam, buku dan penggunaan dana BOS. Menurut Kepala Sekolah, pelaku mengancam akan menindak sekolah jika permintaan mereka tidak dipenuhi.
“Pelaku 4 orang ini datang dihari Jumat sekitar jam 10.00 pagi dan mengancam akan meramaikan permasalahan yang dibawa mereka. Mereka menanyakan tentang seragam dan pengadaan buku kok ada iuran. Kemudian mereka meminta dana operasional agar permasalahan yang diketahui mereka ini tidak menjadi berita. Tapi kita mau dapat uang dari mana kok minta seperti itu,” kata Kepala MTsN 4 Magetan, Drs. Giana ketika dikonfirmasi lensamagetan.com .
Dijelaskan Drs. Giana, setelah permintaan dana operasional tidak dipenuhi oleh pihak sekolah, empat pelaku yang mengaku dari lembaga pengawas dana BOS tersebut akhirnya meminta uang dengan alasan untuk membeli laptop kantor tetapi akhirnya hanya diberi sejumlah uang.
“Akhirnya mereka ini minta uang untuk beli sarapan. Ya kalau untuk makan sarapan aja terus saya beri 500 ribu tapi tidak mau. Akhirnya mereka minta 1 juta,” bebernya.
Tak hanya itu, yang lebih parah lagi, saat melakukan aksinya empat orang pelaku ini juga diduga mencatut nama awak media Magetan Ashar dan salah satu kontraktor ternama di Magetan Lukman beserta nomor telpon yang diisikan di buku tamu. Artinya, saat melakukan aksinya, mereka diduga memakai nama dan nomor telepon orang lain.
Ditempat yang berbeda, Ashar dari yang nama dan nomor telpon dicatut oleh pelaku mengaku kecewa atas kejadian ini.
Wartawan senior ini mengaku akan melangkah kejalur hukum bila para pelaku tidak segera meminta maaf atau menyelesaikan masalah ini.
“Yang jelas saya tidak terima kok tiba-tiba ada nama dan nomor handphone saya disitu. Padahal saya tidak kesana. Dan permasalahan seperti ini saya akan konfirmasi dan kemungkinan akan saya laporkan juga nanti,” tegas Ashar.
Dengan kejadian ini, diharapkan bisa menjadi pembelajaran untuk sekolah maupun kepala sekolah yang lain untuk lebih berhati-hati ketika menghadapi permasalahan seperti ini. Mereka bisa lebih detail menanyakan identitas maupun kepentingan orang yang mengaku dari lembaga maupun dari awak media.
Untuk saat ini pihak sekolah dan orang-orag yang dirugikan dengan kejadian ini sedang mengumpulkan bukti-bukti untuk menindaklanjuti permasalahan ini, seperti nama dan tanda tangan di buku tamu, serta CCTV sekolah.(niel/ton)