Bisnis  

Antisipasi Kelangkaan, 19 Ribu Tabung Gas Subsidi Disalurkan di Magetan

Foto : Dokumen sidak LPG 3 kg Magetan (Dok/Lensamagetan.fom)

MAGETAN (Lensamagetan.com) – Menjelang peringatan 1 Muharam 1447 H, PT Pertamina Patra Niaga akan menggelontorkan sebanyak 19 ribu tabung gas LPG 3 kg bersubsidi ke wilayah Kabupaten Magetan. Langkah ini diambil sebagai bentuk antisipasi terhadap potensi kelangkaan gas yang mulai dirasakan masyarakat.

Perwakilan Hiswana Migas wilayah Magetan, Suparni Pithut, mengatakan bahwa masyarakat disarankan membeli gas subsidi di pangkalan resmi untuk mendapatkan harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan.

“Beli di pangkalan resmi, untuk dapatkan HET Rp 18.000/tabung 3 kg,” tegasnya.

Ia menegaskan, gas subsidi belum masuk kategori langka, namun langkah antisipatif tetap dilakukan dengan penambahan pasokan besar-besaran pada momen 1 Muharam.

“Belum sampai titik langka, karenanya untuk antisipasi kelangkaan, maka pas 1 Muharam besuk PT Pertamina Patra Niaga bakal gelontor 19 ribu tabung gas subsidi di wilayah Magetan,” ujar Suparni Pithut.

Lebih lanjut, ia menyayangkan masih banyaknya penyalahgunaan gas bersubsidi oleh kalangan yang tidak berhak, seperti pelaku usaha besar atau komersil.

“Mestinya gas (LPG) 3 kg bersubsidi diperuntukan untuk konsumen Rumah Tangga, Usaha Mikro, Nelayan dan Petani. Namun, pengusaha besar seperti usaha Restoran, Hotel, Laundry, Usaha Batik, Usaha Peternakan, Tani Tembakau, Jasa Las, Usaha Pertanian (di luar penerima paket konversi dari Pemerintah) juga ikut menggunakan,” kata Pithut.

Akibat tingginya permintaan dan penyalahgunaan tersebut, harga gas di tingkat pengecer ikut melonjak. Di beberapa wilayah Magetan, harga tabung 3 kg menyentuh angka Rp 22.000 hingga Rp 23.000.

“Makanya kami sarankan beli LPG (gas) subsidi di pangkalan resmi Pertamina, agar dapat HET Rp 18.000/tabung 3kg-an. Kalau di pengecer, harganya memang berbeda karena tidak diatur HET-nya,” tambah Pithut, yang juga dikenal sebagai pemilik agen PT Pithut Anugerah Jaya, Magetan.

Pithut pun mengimbau masyarakat agar bijak dalam menggunakan gas bersubsidi serta membeli sesuai kebutuhan di tempat yang resmi.

Sementara itu, Rasno, warga Desa Sumbersawit, Kecamatan Sidorejo, mengungkapkan bahwa permintaan gas meningkat tajam belakangan ini karena banyaknya kegiatan sosial seperti hajatan dan tahlilan.

“Hajatan paling banyak butuh gas, juga orang meninggal, yang menggelar doa sampai tujuh hari, untuk masak jamuan pengajian, juga butuh gas,” kata Rasno.(niel/red)