Opini  

Belantara Media, Mudahnya Mengaku Wartawan

Anton Suroso, wartawan muda sekaligus pengurus PWI dan SMSI Kabupaten Magetan.(Lensamagetan.com/Istimewa)

MAGETAN (Lensamagetan.com) – Zaman terus berkembang tak terkecuali juga dengan dunia jurnalistik. Di era yang serba mudah seperti saat ini, juga sangat gampang untuk mengaku menjadi seorang Jurnalis.

Karena saat ini, sudah sangat banyak perusahaan-perusahaan media baru bermunculan di Indonesia. Bahkan bisa dikatakan “belantara media”. Karena jumlah perkembangan media baru ini juga sangat pesat.

Tapi sayangnya, dengan banyaknya perkembangan media ini, tidak diimbangi juga dengan sumber daya manusia (SDM) yang memadai.

Akhirnya, banyak pula muncul oknum-oknum wartawan yang hanya berbekal pers card, tanpa punya karya jurnalistik yang jelas.

Oknum wartawan seperti ini bisa dikatakan jarang berkarya, kirim berita ke redaksi pun biasanya adalah berita rilis dari Polres atau Kodim yang tanpa diedit sama sekali.

Malahan, ada juga oknum wartawan seperti ini yang tidak bisa menulis berita sama sekali. Kerjaannya setiap hari hanya roadshow ke kantor desa – kantor desa, sekolah dan juga proyek-proyek pemerintah dengan tujuan mendapatkan angpau atau amplop.

Biasanya, oknum wartawan seperti ini juga tidak punya insting sama sekali sebagai wartawan. Misalnya, ada berita bagus yang diburu oleh wartawan-wartawan nasional, mereka akan terlihat biasa saja. Karena yang dipikirkan mereka adalah uang, bukan berita.

Artinya apabila pemberitaan itu tidak ada uangnya, mereka akan sangat enggan untuk meliput apalagi memuat di medianya. Sebagian masyarkat menyebut mereka adalah “Wartawan Bodrex”

Ciri-ciri Wartawan Bodrex

Wartawan Bodrex biasanya bekerja secara bergerombol. Nama medianya juga sangat aneh, menyerupai lembaga-lembaga penegak hukum.

Media yang dipakai para Wartawan Bodrex ini tidak berbadan hukum, atau kalaupun berbadan hukum, biasanya tidak hanya khusus Pers, bahkan ada yang campur dengan usaha lainya.

Saat wawancara, biasanya Wartawan Bodrex ini akan menyudutkan narasumber, menekan dan menyalahkan, agar mental narasumber drop. Setelah mental narsum drop mereka akan meminta sejumlah uang dengan berbagai modus.

Selain menyebut Wartawan Bodrex, ada juga yang menyebut mereka, Wartawan Tanpa Surat kabar (WTS), Cuma Nanya Nanya (CNN) dan Wartawan Muntaber (Muncul tanpa berita).

Oknum wartawan ini jarang muncul pada hari-hari biasa, namun mereka akan bermunculan pada hari-hari besar seperti lebaran dan lainya untuk mencari bingkisan hari raya atau tunjangan hari raya (THR).

Cara Menghadapi Wartawan Bodrex

Cara menghadapi Wartawan Bodrex yang datang ke kantor atau ketempat kita bekerja sama saja SOP nya dengan menerima tamu yang lainya yakni :

1. Sambut dengan Ramah

Apabila ada oknum wartawan bodrex datang ke tempat kerja anda, perlakukan sebagai tamu dan disambut ramah. Persilakan masuk dan duduk, suguhi minuman dan makanan jika memang ada.

2. Tanya identitasnya

Agar jelas yang datang wartawan dari media apa, tanyakan identitasnya, termasuk nama, nama medianya, dan jika perlu minta ditunjukkan identitasnya (pers card). Jika terlihat meragukan, minta contoh medianya. Apabila mengaku wartawan media cetak, lihat di kolom redaksi apakah namanya ada disitu. Kemudian, bila mengaku wartawan media online cek websitenya dan lihat juga di susunan redaksinya.

3. Tanya tujuan kedatanganya

Tanyakan maksud dan tujuan kedatangannya ketempat anda. Jika mereka ingin wawancara, layani dengan baik. Jika sekadar silaturahmi atau ngajak ngobrol-ngobrol, layani saja layaknya tamu. Namun, jika Anda sibuk, sampaikan saja baik-baik.

4. Jika mengarah kepada pemerasan

Jika kedatangan mereka untuk memeras, mengancam, atau sejenisnya, tetaplah bersikap tenang. Kalau anda sudah terpojok anggaplah mereka preman berkedok wartawan dan laporkan saja kepada pihak yang berwajib.

5. Bila bermodus sosial atau minta bantuan

Jika kedatangan oknum ini dengan memelas, minta sesuatu selain informasi, anggap saja mereka adalah ladang amal bagi anda. Kasih mereka sesuai dengan kemampuan anda. Atau kalau mereka meminta banyak bantuan, arahkan saja ke Dinas Sosial atau lembaga bantuan sosial lainya.

6. Apabila mereka mengancam

Jika oknum ini mengancam dan menjelek-jelekkan citra lembaga atau tempat kerja anda biarkan saja. Tanggapi seperlunya saja, tapi kalau ada pemberitaan yang tidak benar mengenai lembaga anda muncul dari media oknum itu, minta hak koreksi dan juga hak jawab. Dan bila perlu laporkan oknum ini kepada Dewan Pers dan juga ke Kepolisian.

7. Jika bersih jangan risih

Maksudnya apabila anda bekerja sesuai  dengan SOP tanpa melanggar aturan, tentunya anda juga akan santai menghadapi kedatangan mereka, atau bisa dibilang “kenapa harus risih kalau anda bersih. Kecuali memang anda bekerja tidak sesuai SOP dan melanggar aturan.

oleh : Anton Suroso (wartawan muda, sekaligus pengurus PWI dan SMSI Kabupaten Magetan).