Desa Bungkuk Prioritaskan Pengelolaan Dana Desa yang Efektif

Munirul Ichwan, Kepala Desa Bungkuk, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan.(Daniel/Lensamagetan.com)

MAGETAN (Lensamagetan.com) – Desa Bungkuk, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, menunjukkan keberhasilan nyata dalam mengelola dana desa dengan efektif dan terarah. Di bawah kepemimpinan Kepala Desa Munirul Ichwan, alokasi dana desa difokuskan pada pembangunan infrastruktur prioritas, salah satunya melalui rehabilitasi jalan desa menggunakan hotmix.

Munirul menjelaskan bahwa keberhasilan pembangunan ini tak lepas dari sistem pengelolaan yang berlandaskan musyawarah, perencanaan, dan eksekusi yang terfokus.

“Sistemnya, kita bisa membangun karena adanya dana desa. Salah satu sumber anggaran yang pasti itu dari dana desa, disusul kemudian dari BK kabupaten atau provinsi,” ungkapnya, Kamis (5/6/2025).

Dulu, lanjut Munirul, alokasi dana desa sering dibagi rata untuk berbagai kebutuhan tanpa prioritas yang jelas. Hasilnya, pembangunan menjadi tidak terarah dan tidak tuntas.

“Contohnya, kalau pembangunan jalan dapat Rp300 juta tapi dibagi untuk tiga dusun, maka tidak akan selesai secara optimal. Saya ubah mindset itu. Sekarang kita fokus ke skala prioritas,” tegasnya.

Perubahan pendekatan ini membuahkan hasil. Sepanjang hampir dua kilometer jalan desa yang dulunya sempit, kini telah diperlebar dan diperkuat dengan talut penahan serta di cor. Jalan yang dulunya sulit dilalui, kini menjadi akses utama yang nyaman bagi warga.

“Kita bangun dulu jalan di Dusun Dawung, sekarang selesai. Lanjut ke Dusun Pengkok, kita perbaiki akses jalan juga yaitu pengaspalan AC-WC. Nanti tahun 2025 kita bergeser ke Dusun Ngrombo. Warga akan kami ajak musyawarah, prioritas mereka apa jalan atau talut? Kita dengarkan dan realisasikan satu per satu,” jelas Munirul.

Ia menekankan bahwa pembangunan harus memiliki arah dan visi yang jelas agar bisa terlaksana dengan baik dan bisa menjadi bermanfaat bagi warga.

“Kalau dibagi-bagi terus, enggak kelihatan hasilnya. Tapi kalau kita fokus, hasilnya jelas. Warga pun bisa merasakan langsung manfaatnya,” terangnya.

Meski awalnya sempat muncul suara-suara sumbang dari warga yang merasa wilayahnya belum tersentuh pembangunan, kini sebagian besar masyarakat mulai memahami arah kebijakan desa.

“Dulu sempat ada yang bilang kita menganakemaskan dusun tertentu, padahal tidak. Kita justru memulai dari wilayah yang belum pernah tersentuh pembangunan. Setelah mereka melihat hasilnya, mereka bisa menerima,” tambahnya.

Munirul berharap, setelah pembangunan infrastruktur dasar tuntas, Desa Bungkuk dapat beralih fokus ke program pemberdayaan masyarakat dan penguatan ekonomi lokal.

“Setelah infrastruktur selesai, kita akan mulai bergerak ke arah peningkatan kapasitas dan ekonomi masyarakat. Ini sejalan dengan arahan Presiden juga, agar dana desa tak hanya untuk bangunan, tapi juga untuk pemberdayaan,” pungkasnya.

Dengan strategi pembangunan berbasis skala prioritas, Desa Bungkuk membuktikan bahwa dana desa bisa menjadi motor penggerak perubahan jika dikelola dengan bijak dan berorientasi hasil.(niel/red)