MAGETAN (Lensamagetan.com) – Yayasan Para Mitra Indonesia kembali melanjutkan komitmennya dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menyelenggarakan pelatihan kader kesehatan puskesmas melalui program I SEE (Inclusive Support for Equal Empowerment), Kamis (26/9/2024).
Kali ini menyasar petugas kesehatan di wilayah Ngariboyo. Pelatihan ini bertujuan untuk memperkuat peran kader kesehatan di puskesmas dalam memberikan pelayanan yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat, khususnya mereka yang rentan atau terpinggirkan.
Koordinator Wilayah, Erna Kusuma Sari mengatakan kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini dihadiri oleh lebih dari 45 peserta yang terdiri dari kader kesehatan dan kader posyandu di berbagai puskesmas di wilayah Ngariboyo
“Ini adalah salah satu runtutan dari kegiatan program I-SEE di mana sekarang adalah tindak lanjut dari kemari. Kita sudah melakukan kegiatan pelatihan untuk tenaga kesehatan, dokter dan penanggung jawab indra sebagai tindak lanjutnya, hari ini adalah pelatihan untuk kader posyandu,” katanya.
Pun dijelaskan Erna, pelatihan yang gencar dilaksanakan oleh Yayasan Para Mitra Indonesia ini agar kader kesehatan tidak hanya mampu memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih ramah dan inklusif bagi semua golongan masyarakat.
“Untuk pelatihan hari ini tujuan kami adalah bagaimana kader mempunyai kemampuan atau kapasitasnya untuk bisa mendeteksi dini gangguan penglihatan. Selain itu nanti kan juga bisa edukasi terkait dengan gangguan penglihatan, terus promosi terkait dengan kesehatan mata di masyarakat. Dan kita harapkan nanti kader yang datang pelatihan pada hari ini bisa berbagi ilmu dengan kader yang lain,” jelasnya.
Sementara itu, Pj Indera Puskesmas Ngariboyo, Faris Toni menyampaikan materi apa saja yang didapat oleh peserta pelatihan yang mencakup pengetahuan dasar tentang kesehatan masyarakat, teknik komunikasi yang efektif, hingga pendekatan inklusif dalam melayani kelompok rentan, seperti penyandang disabilitas dan lansia.
“Para kader ini mendapatkan pelatihan dan pengetahuan terkait dengan pemeriksaan, mata kesehatan, mata katarak, glukoma, lalu visus dan nanti akan dilanjutkan sama pemeriksaan atau praktek langsung,” ucapnya.
Pelatihan ini diakhiri dengan komitmen bersama para peserta untuk menerapkan ilmu yang telah mereka peroleh di puskesmas masing-masing, serta memperkuat jaringan kader kesehatan dalam mendukung kesehatan komunitas secara keseluruhan.
Selama pelatihan, para peserta juga berkesempatan untuk berbagi pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi di lapangan. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para kader kesehatan dapat lebih siap dan sigap dalam menangani berbagai situasi kesehatan yang terjadi di masyarakat, serta menjadi ujung tombak dalam promosi kesehatan yang efektif dan inklusif.(niel/red)